Selasa, 03 Juni 2014

Cerbung IMissYou Part6



Enam bulan kemudian setelah kejadian itu Jeje pun mengakhiri kelas 1 SMA-nya karena ia telah naik kelas. Kelas 2 SMA yang ia idamkan walaupun tidak ada Raka lagi disampingnya. Suasana gaduh pun terdengar ketika diumumkan bahwa 2 minggu ini mereka akan libur.
            Tiba-tiba ia merasa ada yang memegang pundaknya dan ia pun menoleh.
            “Eh Dimas .”
            “Hai Je ! Selamat ya kamu sudah naik kelas. Owh ya kamu udah denger cerita tentang Raka yang menghilang beberapa bulan ini ?”
            “Ya sama-sama Dim . Kabar tentang Raka ? Aku belum denger sama skali ? Emang Raka kenapa Dim ?”
            “Gue denger-denger sih Raka kecelakaan dan orang tuanya juga gak mau kasih tau yang jelas tentang kenapa Raka bisa kecelakaan. Tapi itu sih gue cuma denger-denger aja.”
            Tubuh Jeje bagai tersambar petir ketika mendengar cerita Dimas.
            “Je loe kenapa ? Kok diem gitu ? Ada yang salah ya dari omongan gue tadi ?”
            “Ng..ng..ngga apa-apa kok. Gue cuma baru tau aja. Oh ya thanks ya buat informasinya Dim ! Bye.”
            “Ya sama-sama Je. Bye juga.”
            Setelah mendengar informasi yang ia dapatkan dari Dimas, ia pun berlari sekencang-kencangnya sampai akhirnya ia terjatuh di taman.
            “Awhh …”
            Tiba-tiba ia melihat tangan dari sampingnya. Kemudian ia raih tangan itu.
            “Kamu gak kenapa-kenapa kan?”
Tiba-tiba sesosok cowo yang ia kenal menolongnya secara tiba-tiba. Tetapi ia lupa pernah bertemu cowo itu dimana. Dia terus termenung sampai akhirnya.
“Hello ??” Kata cowo itu sambil melambaikan tangannya di depan Jeje.
“Eh ia ia aku gak kenapa-kenapa kok.”
“Tadi kamu kenapa diam aja pas aku tanya? Ada yang luka ya?”
“Ngga kok beneran aku gak kenapa-kenapa. Beneran.”
“Kenapa muka kamu merah ? Terus ada air mata di pipi kamu ? Kamu lagi berantem sama pacar kamu ya ?
“Emm nggak , aku gak punya pacar kok.”
“Owh ya udah deh aku pergi dulu ya bye.”
“Eh tunggu-tunggu! Makasih ya buat yang tadi.”
“Ya sama-sama kok. Tadi kebetulan aja aku lewat sini.”
“Oh ya satu lagi aku mau tanya boleh?”
“Boleh kok. Mau tanya apa?”
“Nama kamu siapa?”
“Oh mau tanya itu aja. Nama aku Igo. Kalau nama kamu?”
“Panggil aja aku Jeje.”
“Okeh deh Jeje sampai ketemu nanti ya! Nie no HP aku, kamu simpan ya!” Igo berlari setelah ia memberikan no HPny kepada Jeje.
Jeje pun senyum-senyum sendiri dari taman sampai tiba kembali di rumahnya. Jeje sampai tak mengingat bahwa ia tadi sedang mengangis karena teringat Raka. Dan di rumah mama sampai dibuat terheran-heran oleh sikap Jeje.
“Je, kamu kenapa sayang ?” Tanya mama heran.
“Gak apa-apa kok mamaku sayang, muaacchh…” Jeje menjawab dengan riang dengan mencium pipi mamanya.
“Ih bau kamu sayang, udah sana mandi dulu, terus makan ya mama udah siapin makanan buat kamu.”
“Ok mamaku sayang.” Jeje pun segera berlari ke kamarnya, kemudian mandi dan makan bersama mama dan papanya. Dan tak lupa memasukkan nomor telfon Igo ke handphonenya.
Igo membawa Jeje ke dalam kehidupan baru , sampai Jeje tidak mengingat Raka kembali . Jeje sangat mengerti kenapa di kehidupan ini ada yang hilang , datang , tetapi tiada kembali . Di dalam lubuk hati Jeje sebenarnya ia masih sangat merindukan Raka , sahabat yang slama ini slalu bersamanya kapanpun , dimanapun , dalam keadaan apapun . Tetapi sekarang menurut Jeje , buat apa terus berlarut dalam kesedihan , toh ada orang yang mewarnai hidupnya sekarang , yaitu Igo .


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar