Selasa, 03 Juni 2014

Cerbung IMissYou Part5



Pagi ini Jeje tidak sedikit pun terlihat lelah atau letih seperti kemarin-kemarin. Karena semalam ia benar-benar memimpikan laki-laki yang menabraknya kemarin. Ia pun cepat-cepat mandi,  siap-siap untuk bersekolah, dan cepat-cepat pula bertemu Raka untuk menceritakan mimpinya yang semalam.
            Pukul 6.20 Jeje tiba di sekolah, tak seperti biasanya ia tidak kesiangan seperti kemarin-kemarin. Ia  begitu ceria dengan seragam SMA yang ia banggakan itu. Dan seperti biasa dia mencari-cari Raka. Jeje terus saja mencari Raka dari pagar depan sekolah ia tunggui, kemudian ke setiap kelas, toilet, dan perpustakaan tidak ada batang hidung Raka yang terlihat olehnya.
            Akhirnya setelah Jeje sudah merasa lelah ia pun langsung pergi ke kelasnya tercinta dan karena bel tanda masuk kelas juga telat dibunyikan.
            Jeje pun bertemu Mita teman sebangkunya dan juga yang menjabat sebagai sekretaris kelas di kelasnya.
            “Hai Mit !” Sapa Jeje dengan menyinggungkan senyumannya yang ramah.
            “Hai juga Je ! Hhe … emm gue tau nih. Loe mau nanyain Raka ya ?” Balas Mita dengan raut wajah merayu.
            “Kok loe tau sih ?”                                                
“Ya ialah cinta. Sapa lagi yang orang yang loe mau tanyain selain Raka ?”
“Terus dah deh kasih tau dong Raka kemana ?”
“Kata guru piket sih Raka ada urusan keluarga gitu ? Tapi guru piketnya juga gk ngasih ke gue tentang keterangan jelasnya gimana .”
“Owh hhe. Ya udah deh, thanks ya Mit.”
Setelah mereka berdua asik berbicara, akhirnya ibu Minah pun masuk ke kelas dan waktu belajar pun dimulai.
            Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi, tetapi batang hidung Raka tetap tidah terlihat sedikit pun oleh mata Jeje. Jeje pun merasa kesepian entah mengapa jika tidak ada Raka disampingnya ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.
Ia slalu menunggu Raka. Di kantin tempat mereka biasanya bercanda. Di perpustakaan yang biasanya ia lewati dengan Raka jika mereka sedang mencari tugas, hang out bareng Raka jika malam minggu, ataupun ketika Raka bermain ke rumah Jeje untuk mengobrol. Ia slalu teringat hal-hal yang dilaukan Raka.
Sehari, dua hari, seminggu, sebulan, Jeje akhirnya lelah menunggu Raka datang. Ia sudah sering menelepon Raka tetapi nomor HP Raka sudah tidak aktif. Jeje pun sudah mencari Raka dari teman-teman dekat Raka di sekolah ataupun orangtua Raka tetapi semuanya nihil, karena tidak satu pun dari mereka memberi tahu kemana Raka pergi selama ini. Akhirnya Jeje menyerah ia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya kerinduan yang dalam yang ia rasakan sekarang.
            “Raka loe dimana ………?? Gue kangen loe ………!!” Jeje berteriak di lantai atas rumahnya karena rasa sepi yang melanda.
            “Kenapa gue kaya gini kalau gak ada loe Raka ?? Raka please gue gak ngerti gimana perasaan gue sama loe ! Please Raka jawab gue ! Gue gak ngerti ! Seberapa sayangnya loe sama gue dan segimana sayangnya gue sama loe ! Kenapa loe hilang gitu aja dari kehidupan gue ! Loe ngilang gitu aja ! Huft … I miss u Raka …” Akhirnya Jeje menangis karena merasa kehilangan Raka yang dulu slalu berada disampingnya.
            “Gue janji Raka gue gak akan ketergantungan sama loe lagi, gue ga akan kaya dulu lagi, gue yakin gue bisa ngejalanin semuanya tanpa loe lagi sahabat yang paling gue sayang.” Itu kata-kata terakhir yang Jeje ucapkan setelah ia meluapkan semua kebimbangan hatinya dan itu janjinya yang telah ia pikirkan matang-matang agar hidupnya bisa ia jalani seperti biasa walau kata hatinya berkata ia tak akan mampu.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar